Selasa, 01 Desember 2015

Situasi Mutakhir Erupsi Gunung Sinabung dan Korban Terdampak



 
Foto Credit: wikipedia - Gunung Sinabung 1987

Informasi terakhir tentang erupsi Gunung Sinabung dan para penyintas (Penyintas; dalam konteks ini adalah para warga/korban yang terdampak dengan erupsi Gunung Sinabung)
Gunung Sinabung yang berketinggian 2.451 Mdpl dan secara geografis terletak pada 3º 10` LU, 98º 23,5` BT adalah sebuah gunung api yang terletak di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Sesudah kira-kira 400 tahun tidur panjang, tiba-tiba sejak akhir Agustus 2010 gunung ini menunjukkan aktivitasnya lagi dan mulai erupsi sejak awal September 2010. Aktivitas vulkanik dan erupsi tersebut terus terjadi hingga kini. Informasi terakhir yang ditulis dalam situs resmi Kabupaten Karo, Sumatera Utara erupsi terakhir Gunung Sinabung terjadi. Pada 1 Desember 2015 Pukul 06.02 WIB. Erupsi dengan tinggi kolom abu 700 meter dan asap abu-abu tebal.

Dari situs yang sama, hingga 30 November 2015 populasi warga yang terdampak dengan erupsi Gunung Sinabung sejumlah 2.591 KK dengan 9.324 jiwa yang terdiri dari 4.620 laki-laki, 4.705 perempuan. Terdapat 538 jiwa lansia, 70 ibu hamil, 778 balita dan 194 bayi. Populasi warga yang terdampak dengan erupsi Gunung Sinabung ini tersebar dalam 9 posko penampungan. Sampai saat ini Gunung Sinabung masih ditetapkan berstatus AWAS (level IV).

Bupati Kabupaten Karo menetapkan perpanjangan status tanggap darurat yang berlaku pada tanggal 20 Oktober-23 November 2015 melalui SK Bupati Karo 361/416/BPBD/2015 tentang Penetapan Perpanjangan Status Tanggap Darurat Atas Bencana Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo Tahun 2015.

KEBUTUHAN MENDESAK

1. Para penyintas telah lama tinggal di pengungsian dan kondisi pengungsian semakin menurun. Walaupun pengadaan air bersih untuk minum dan kebutuhan sehari-hari masih bisa tercukupi namun kualitas sanitasi dan kebersihan lingkungan pengungsian semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi toilet yang rusak, pengolahan limbah cair dan padat yang tidak tertangani dengan baik. Serta minimnya usaha para penyintas yang tinggal di sana untuk memperbaikinya. Peralatan dan perlengkapan sanitasi pun sangat minim. Kondisi psikologis penyintas semakin tertekan karena tidak ada informasi yang pasti terkait relokasi dan pulihnya status Gunung Sinabung menyebabkan tingkat kesehatan mereka banyak menurun yang menyebabkan tingginya angka kunjungan ke pusat layanan kesehatan terdekat.

2. Kondisi bangunan tempat para penyintas tinggal sangat padat, kurang cahaya dan tidak sehat. Tidak adanya penahan angin dan posisi tidur di lantai dengan alas ala kadarnya membuat situasi menjadi tidak nyaman. Privasi para penyintas yang tinggal pun hampir tidak ada.

3. Masalah pendapatan para penyintas juga merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Sejak mereka mengungsi mereka kehilangan mata pencaharian, kurangnya lapangan/kesempatan kerja yang tentunya menyebabkan penurunan pendapatan mereka.

Referensi:
Laporan TIM ERCB
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sinabung
www.karokab.go.id